Minggu, 13 Oktober 2013

Sebuah Film Bisa Cerminkan Pluralisme Indonesia

allcp (1)
Menyadari Indonesia sebagai masyarakat majemuk tentu diperlukan rasa toleransi yang tinggi di tiap individu. Penanaman toleransi dan rasa saling menghormati tersebut dapat diberikan melalui banyak cara, tidak terkecuali melalui film.
Berdasarkan hal tersebut, salah seorang peserta 1st International Conference on Media, Communication and Culture di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), yakni Tri hastuti Nur R dan Paramitha Fajarin Nova memaparkan hasil penelitian mereka terhadap sebuah film karya anak bangsa tentang pluralisme, “Tanda Tanya” besutan Hanung Bramantyo. Penelitian berjudul “Narrative pluralism in Tanda Tanya Film” itu ingin menunjukkan bagaimana hubungan antarmasyarakat di suatu daerah yang memiliki etnis dan agama yang berbeda.
Mereka menggunakan metode narrative dengan analisis yang digunakan berdasarkan cerita, latar, sudut pandang, dan karakter tokohnya. Dalam film ini juga menunjukan bagaimana hubungan harmonisasi dan situasi konflik antara masyarakat yang memiliki perbedaan etnis dan Agama.
Dia menambahkan, film tersebut dengan jelas menggambarkan adanya perbedaan dalam masyarakat Indonesia. Tidak hanya agama, tapi juga perbedaan budaya yang dimiliki oleh masing-masing suku bangsa.
“Intinya, pada film ini Hanung ingin menggambarkan konsep pluralisme yang di dalamnya ada sikap toleransi. Di sini dia menunjukkan penggambaran tentang perbedaan ras antara China dan Jawa. Keluarga Tan Kat Sun digambarkan dengan budaya China dan beragama Konghucu, sementara keluarga Rika dan Menuk meski berasal dari budaya yang sama, yaitu Jawa tapi memiliki agama yang berbeda, yakni Islam dan Katholik,”
Dengan adanya film ini masyarakat Indonesia bisa sadar akan keberagaman Indonesia dan menghargai perbedaan yang ada. “Kenyataannya Indonesia memang negara majemuk yang memiliki berbagai macam kebudayaan dan perbedaan, sehingga kita seharusnya bisa hidup damai dan berdampingan,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar